METODE PENELITIAN ILMIAH
Pendahuluan
Setiap
mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya diwajibkan untuk menyusun suatu
karya ilmiah. Dengan menulis karya ilmiah, diharapkan mampu merangkum dan
mengaplikasikan semua pengalaman pendidikannya untuk memecahkan masalah dalam
bidang tertentu secara sistematis dan logis, berdasarkan data atau informasi
yang akurat dan didukung analisis yang tepat, dan menuangkannya dalam bentuk
laporan hasil penelitian ilmiah.
Laporan
penelitian adalah laporan yang disusun melalui tahap-tahap berdasarkan teori
tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan.
Suatu laporan penelitian harus menyajikan kebebenaran ilmiah, dari hasil
pengamatan dengan analisis yang cermat. Materi yang ditelaah harus berorientasi
pada proses peningkatan nilai tambah secara kreatif dan inovatif, serta mampu
memberikan sumbangan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan
ilmu pengetahuan itu sendiri bertujuan untuk mengungkapkan kaedah-kaedah baru
mengenai fenomena alam, sosial atau kemanusiaan serta penerapannya untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan masukan yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Ilmu
pengetahuan dan teknologi dikembangkan melalui kegiatan penelitian. Penelitian
merupakan salah satu upaya pengembangan profesi tenaga kependidikan.
Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi
Ilmu
pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu mengenai suatu fenomena yang kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa ingin tahu tersebut merangsang kita
untuk mengetahui lebih mendalam mengenai apa, mengapa atau bagaimana fenomena
yang kita temukan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan barawal dari adanya
fenomena, baik fenomena itu terjadi di alam, masyarakat atau diri manusia.
Fenomena dapat pula timbul dari gagasan yang berupa praduga, tanpa adanya
kejadian yang konkrit. Fenomena itu dapat pula diciptakan melalui percobaan
dalam lingkungan yang terkendali. Selanjutnya fenomena itu diamati dan dinalar
untuk mencari hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara variabel dalam fenomena
tersebut. Proses pengamatan dan penalaran tersebut dilakukan secara sistematis
dengan cara yang disebut metode ilmiah. Jadi, ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan tentang hubungan sebab-akibat suatu fenomena yang disusun secara
sistematis dari pengamatan, penalaran atau percobaan.
Pengembangan
ilmu pengetahuan dimulai dengan menetapkan postulatpostulat, yaitu asumsi yang
dianggap benar tanpa harus dibuktikan. Selanjutnya disusun logika, yaitu aturan
berpikir yang berlaku dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Logika
tersebut diterapkan dengan sistematis untuk membangun tesis (pendapat) atau
teori tentang hubungan sebab-akibat sebagai hasil postulat dan logika dalam
sistem berpikir tersebut diatas. Dalam membangun ilmu pengetahuan, kebenaran
hubungan sebab-akibat dijabarkan dari fakta-fakta yang diamati dari fenomena
yang diteliti. Kebenaran tersebut harus bersifat universal dan dapat diuji
kembali. Cara pengembangan ilmu pengetahuan seperti diuraikan di atas disebut
metode ilmiah. Dengan demikian ilmu pengetahuan dan metode ilmiah mempunyai
sifat logis, obyektif, sistematis, andal, dirancang, dan akumulatif.
Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan
logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Definisi,
aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dan lain-lain merupakan
bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan.
Obyektif
atau sesuai dengan fakta.
Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung
pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif
mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang
dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
Sistematis
yaitu adanya konsistensi
dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya
keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi
internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini
tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka
menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu
pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.
Dirancang. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan
sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang
menerapkan metode ilmiah.
Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
Akumulatif. Ilmu pengetahuan merupakan himpunan
fakta, teori, hukum atau aturan, yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila
ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar.
Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final,
sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
Penelitian
dan Cirinya
Kegiatan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan penelitian.
Penelitian bertujuan untuk menciptakan ilmu pengetahuan baru atau menerapkan
teknologi untuk memecahkan suatu masalah. Penelitian dilakukan dengan metode
ilmiah. Jadi, penelitian adalah kegiatan yang menggunakan metode ilmiah untuk
mengungkapkan ilmu pengetahuan atau menerapkan teknologi.
Suatu
penelitian mempunyai ciri: kontribusi, metode ilmiah, analitis. Keluaran
penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada
sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada. Originalitas yang dikandung dalam kontribusi penelitian
dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini akan menentukan mutu
penelitian. Misalnya, hasil penelitian S3 biasanya mempunyai kontribusi
yang sangat mendasar, mempunyai keberlakuan universal, atau mempunyai dampak
luas pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontribusi penelitian S2
bersifat kelanjutan atau penambahan teori, proses atau penerapan yang telah
ada. Sedangkan penelitian S1 biasanya merupakan hasil karya mandiri dalam
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya selama belajar di
tingkat S1. Kontribusi itu
biasanya dirumuskan sebagai tesis penelitian.
Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan metode ilmiah. Penerapan metode ilmiah dalam
penelitian bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya atau mutunya. Sedangkan tesis sebagai keluaran penelitian
diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan hubungan
sebab-akibat antara variabel-variabel dengan menggunakan metode ilmiah.
Telah
dikemukakan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh jawaban
atau penjelasan mengenai suatu fenomena yang diamati. Jika fenomena itu sudah ada, penelitian akan
berkisar mengenai struktur fenomena tersebut. Peneliti diminta menerangkan
komponen-komponen yang esensial yang membentuk fenomena tersebut, dan bagaimana
hubungan sebab-akibat diantara komponen-komponen tersebut. Jika fenomena belum
ada, penelitian akan bertujuan untuk menciptakan fenomena tersebut. Pertanyaan
yang dijawab dalam penelitian ialah struktur yang bagaimana yang harus
diciptakan untuk menghasilkan fenomena dengan fungsi dikehendaki, dan apa yang
dapat digunakan untuk menciptakan struktur tersebut.
Proses
Penelitian
Penelitian
merupakan suatu siklus. Setiap
tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus. Tahapan-tahapan
penelitian itu adalah:
•Identifikasi
masalah
•Perumusan
masalah
•Penelusuran
pustaka
•Rancangan
penelitian
•Pengumpulan
data
•Pengolahan
data
•Penyimpulan
hasil
Tahapan
ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu
spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan
merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
Identifikasi
masalah. Penelitian
dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk
ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan
dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas
tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan
lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria,
antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah
penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya
maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar
biasanya dibagi menjadi beberapa sub-masalah. Substansi permasalahan
diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang
terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas
ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara
eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan
penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel
yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
Perumusan
masalah. Setelah
menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun
informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya
menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang
jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran
penelitian, maupun perkiraan penggunaan dan dampak hasil penelitian. Permasalahan
yang masih samar-samar dan diragukan mulai dipertegas dalam bentuk perumusan
yang fungsional. Verbalisasi gagasangagasan dapat dirumuskan agar orang lain
dapat memahaminya. Pandanganpandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga
mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah
dapat dilakukan dengan pembuatan model.
Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari
perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan
untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel
bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan
memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah
penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan
penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua
penelitian memerlukan hipotesis.
Penelusuran
pustaka. Penelitian
dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian
tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat
menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui
penelitian yang pernah dilakukan dan di mana hal itu dilakukan.
Rancangan
penelitian. Rancangan
penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik
penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian.
Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
Pengumpulan
data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan
rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan
jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang
dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
Pengolahan
data. Data yang
dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis
serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan.
Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai
tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang
diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan
atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk
hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi
untuk membuktikan hipotesis baru.
Penyimpulan
hasil. Setiap kesimpulan
yang dibuat oleh peneliti sematamata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan
diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan
secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan
pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali
validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang
digunakan.
Fungsi Teori
dalam Penelitian
Teori
dapat didefinisikan sebagai seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang
dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan suatu gejala. Dengan
demikian secara umum suatu teori mempunyai tiga fungsi, yaitu (1) menjelaskan (explanation),
(2) meramalkan (prediction), dan (3) pengendalian (control) suatu
gejala. Dalam konteks kegiatan penelitian, suatu teori berfungsi untuk :
(1)
memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti,
(2) memprediksi dan memandu untuk menemukan fakta
yang selanjutnya digunakan untuk mermuskan hipotesis dan menyusun instrumen
penelitian Sebab pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat
prediktif.
(3) mengontrol, mencandra, membahas hasil
penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran.
Berdasakan
proses penelitiannya dapat diamati bahwa teori dalam penelitian kuantitatif
berfungsi untuk memperjelas permasalahan, penyusunan hipotesis, menyusun
instrumen dan pembahasan terhadap hasil analisis data. Penelitian kuantitatif
sebenarnya adalah mencari data untuk dicocokkan dengan teori. Sedangkan
teori dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk memperkuat peneliti sebagai human
instrument, sehingga peneliti mempunyai kemampuan untuk menggali informasi
secara lengkap, mendalam dan mampu mengkonstruksi temuantemuannya ke dalam tema
dan hipotesis. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif, peneliti mencari
teori untuk menjelaskan data yang ditemukan.
Secara
umum, seorang peneliti supaya dapat membangun hipotesis atau dapat menjelaskan
data yang ditemukan ia harus banyak membaca buku-buku atau hasil-hasil
penelitian. Buku-buku, jurnal-jurnal, atau hasil-hasil penelitian ini haruslah
memenuhi tiga kriteria, yaitu (1) relevansi (2) kelengkapan, serta (3)
kemuthakiran atau kabaharuan sumber. Relevansi berkenaan dengan kecocokan
antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan
berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca untuk mendukung
ke-komprehensif-an uraian/pembahasan, sedangkan kemutakhiran berkenaan dengan
dimensi waktu.
Makin baru
sumber yang digunakan, makin mutakhir teori yang diperoleh. Khusus menyangkut
masalah relevansi, hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang
akan diteliti, tetapi penelitian tersebut masih dalam lingkup atau tema yang
sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan mungkin dapat dilihat dari
(1) permasalahan yang diteliti, (2) waktu penelitian, (3) tempat penelitian,
(4) sampel penelitian, (5) metode penelitian, (6) analisis, dan (7) kesimpulan.
Kedua
metode penelitian di atas sering juga disebut dengan penelitian formal.
Penelitian kuantitatif sering juga disebut dengan penelitan empirisme (empirism
research/approach). Pada aliran ini memandang bahwa (1) pengetahuan itu
obyektif, (2) pengetahuan itu dapat digeneralisasikan, (3) pengetahuan bersifat
replicable (dapat diulang). Dalam empirisme, peneliti adalah orang luar
(Outsider), ia terpisah dengan obyek yang diteliti. Sedangkan penelitian
kualitatif disebut juga penelitian interpretivisme (interpretive
research/approach). Aliran ini memandang bahwa (1) pengetahuan itu
mengandung unsur subyektivitas, (2) pengetahuan itu dapat berubah, (3)
pengetahuan itu tidak dapat digeneralisasikan. Dalam interpretivisme, peneliti
harus menjadi orang dalam (to be insider) untuk memahami ‘obyek’ yang diteliti.
Hasil
Penelitian
Keluaran
penelitian dapat berupa teori atau metode proses dalam prototip baru. Keluaran penelitian merupakan kontribusi
penelitian pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil tersebut
dapat dikelompokkan menjadi perangkat lunak yaitu informasi dasar dan
publikasi ilmiah, serta perangkat keras (prototip).
Yang
dimaksud dengan informasi dasar di sini ialah hasil penelahaan sesuatu aspek
mengenai alam lingkungan, masyarakat, kondisi sosial, budaya dan sebagainya.
Hasil penelahaan tersebut disusun sebagai teori, metode, proses baru. Informasi
dasar ini penting jika seorang penelitian akan mengajukan hak patent atau HAKI
(hak atas kekayaaan intelektual) dari hasil penelitiannya. Hasil penelitian (seharusnya)
juga dapat disebarluaskan melalui publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah adalah
sarana agar kontribusi penelitian dapat dibahas dan diuji kembali secara terbuka
oleh masyarakat ilmiah. Publikasi ilmiah memungkinkan masuknya umpan balik bagi
peneliti. Umpan balik ini penting karena dengan demikian suatu hasil penelitian
akan diuji dan diuji lagi. Dengan
cara demikianlah sifat akumulatif dalam metode ilmiah itu berlangsung.
Bentuk
lain dari keluaran penelitian adalah perangkat keras atau prototip. Prototip
merupakan produk awal penelitian. Prototip tersebut masih dalam skala laboratorium
dan jumlahnya tidak banyak. Prototip selanjutnya dapat dikembangkan untuk
menjadi produksi masal. Akhirnya, hasil penelitian memang harus diujudkan sebagai
produk dalam bentuk laporan penelitian. Pembuatan laporan penelitian ini salah
satunya berfungsi sebagai dokumentasi dari kegiatan penelitian itu sendiri.
Penutup
Penguasaan
metode penelitian dapat meningkatkan kemampuan dosen dan mahasiswa untuk
menghasilkan keluaran penelitian yang bermutu. Keluaran penelitian dapat
menjadi kontribusi perguruan tinggi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pembangunan nasional. Dengan demikian, penelitian merupakan
wahana penting bagi perguruan tinggi untuk turut berperan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional.
Hasil
penelitian dapat dipandang sebagai produk atau jasa. Untuk itu, setiap akhir
kegiatan penelitian hendaknya setiap peneliti dapat merangkum hasil penelitiannya
dalam bentuk (1) informasi-informasi dasar, (2) publikasi ilmiah, (3) metode
atau prototip, dan (4) laporan penelitian. Dari penyajian produk ini akan terlihat
kontribusi penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Daftar Acuan
- Andi Hakim Nasuition, 2004, “Melatih
Diri Bersifat Kretaif” online pada
http://zkarnain.tripod.com/ tanggal akses 27 April
2004.
- Muhammadi,
2004, “Perumusan Masalah” online pada http://zkarnain.tripod.com/ tanggal akses 27 April 2004.
- Sugiono,
2003, “Kajian Pustaka Kerangka Berpikir dan Hipotesis” Makalah dalam
Pelatihan dan Lokakarya Metodologi Penelitian dOsen PTN dan PTS di Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Dikti Depdiknas dan Lembaga Penelitian
UMS, Surakarta 6 – 9 Agustus.
- Waluyo
Adi Siswanto, 2003, “Pemilihan Topik dan Perumusan Masalah Penelitian” Makalah
dalam Pelatihan dan Lokakarya Metodologi Penelitian Dosen PTN dan PTS
di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Dikti Depdiknas dan
Lembaga Penelitian UMS, Surakarta 6 – 9 Agustus.
- --------. 1999. Pedoman Pelaksanaan Penelitian. dan
Pengabdian kepadaMasyarakat Oleh Perguruan Tinggi, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.